What Hurts The Most*



In the arithmatic of love, one plus one equals everything, and two minus one equals nothing =Mignon McLaughlin=  

[Bersetting di dalam sebuah mobil tua, sepasang kekasih membicarakkan sebuah topik yang cukup serius untuk usia mereka.
The girl : "Have you ever think about the future? What do you see?"
Sang kekasih yang awalnya hanya menjawab dengan canda, akhirnya dengan mimik serius menatap kekasihnya dan berkata, "You... I see you." Si gadis hanya tersenyum dan berlalu pergi meninggalkan kekasihnya dalam tanya, "what do you see?"
Dan di detik akhir, di depan pusara kekasihnya sang gadis dengan derai air mata berbisik "I saw you... I saw you"]

[Berkali-kali disaksikan pun... sejumlah itu pula tidak henti suaraku tercekat dan rongga air mata bereaksi keras. Bukan hanya video klip-nya, lirik dan musik milik Rascal Flatts ini memang satu kesatuan hebat yang menjadikan "What Hurts The Most" sebagai lagu paling ironis sepanjang masa]

"Have you think about the future? What do you see?"

Sadarkah manusia bahwa sesungguhnya garis takdirnya telah dibuat jauh sebelum bahkan ia terlahir ke dunia. Bahwa sesungguhnya IA telah menciptakan skenario panjang untuk perjalanan panjang hidup manusia. Namun, manusia... mahluk Tuhan paling sempurna ini IA lemparkan ke dunia dengan pengetahuan kosong mengenai masa depannya. Selain sebuah cara dan keyakinan untuk menjalaninya.

Seiring waktu cara dan keyakinan tersebut berubah... choice become choices... pilihannya jadi semakin jamak dan semakin kompleks. Sayangnya kadang manusia membentengi pikirannya sendiri dengan logika berfikir "tidak ada pilihan."
Ketika memikirkan masa depan, terlintas di benakku, apakah detik ini adalah "masa depan yang kubayangkan dulu?"... coz it might be not. Dan akan seperti apa masa depanku selanjutnya?

Sebagai mahluk yang sekalipun merasa serba terencana, tidak semua hal terkait dengan masa depan bisa direncanakan dengan sempurna. Apalagi bicara tentang perasaan.  

Tidak perlu berbicara soal perencanaan masa depan yang sifatnya masih matematis, seperti keuangan... yah, suku bunga masih bisa diprediksi pasang-surutnya... inflansi dan daya beli cuma sedikit dari masalah ekonomi yang if we thinks life is a dice... everything is still countable... masih bisa dihitung, diprediksi, dipertaruhkan.

Bagaimana dengan perasaan?

Bagaimana dengan hati?

Apakah di masa depan hati kita dan perasaan kita masih akan sama seperti detik ini?

Karena hingga saat ini tidak ada bank yang bersedia menyimpan dan menginvestasikan perasaan, hati, dan cinta.

Tidak ada tempat penyimpanan cinta.

Dalam makna paradoks (bukan literal), juga tidak ada mesin penyimpan hati.

Apalagi freezer untuk cinta.

Perasaan manusia tidak bisa diperhitungkan, tidak dengan probabilitas yang terdapat dalam setiap lemparan dadu. Hanya ada 6 sisi... dan everything's too countable... bahkan bila dadu jenis baru dibuat memiliki sisi lebih dari 12... we still counts the probabilities. Thats why Einstein said "God doesn't play dice"... karena IA dengan kemahaan-Nya, juga Maha tidak Terduga.

What do you see in the future?

We will never be answer this question... this is like unsolved mystery... seperti mempertanyakan keberadaan ALIEN atau NESSY.

Kita tidak akan pernah tahu apakah kita akan tetap mencintai kekasih kita seperti rasa kasih kita detik ini...
Kita juga tidak akan pernah bisa dengan akurat menjanjikan bahwa perasaan kita takkan berpaling, seiring dengan waktu yang menjalar ke titik yang bahkan kita tak tahu arahnya...
Kita secara de facto juga takkan bisa meyakinkan siapapun yang cukup berakal sehat bahwa hati kita akan selamanya menjadi miliknya....
TIDAK BISA... karena masa depan hanya milik-Nya yang khalik.
Yang bisa kita lakukan adalah... meneropong masa depan melalui hari ini. Menciptakan prediksi berdasar kekuatan yang kita miliki detik ini... dan mengusahakan yang terbaik....

I SAW YOU... I SAW YOU...

Katakan perasaan, hati, dan cinta kita hari ini... hari ini juga... jangan menunda.
Pastikan bahwa orang yang kita kasihi tahu apa yang kita rasakan hari ini...
Bahwa aku mencintaimu...
Bahwa aku mengasihimu...
Bahwa aku menyayangimu...
Bahwa aku membutuhkanmu...

Karena bisa jadi masa depan tidak berarak ke arah yang kita harapkan... dan tidak ada kesempatan lagi untuk menyatakannya. Maka setidaknya... hari ini dia tahu betapa berartinya ia. Buat ia meneropong masa depan dengan keyakinan penuh bahwa ia dicintai, disayangi, dikasihi, dibutuhkan, dan dihormati...

Dan sekalipun takdir dan masa bercerita berbeda... setiap manusia sadar bahwa ada masa di mana cinta, kasih, dan segalanya itu pernah bertakhta nyata. Dan tak perlu lagi investasi perasaan... karena sesungguhnya fluktuasinya adalah hanya soal keyakinan.

[For the one I loves...
I love you... I miss you... I need you... I honor you... I wish today as wonderfull as today... and future is as good as today... and I hope, Im still "your dear" in everyday you spend in life.]

{Meminjam lirik indah milik Chris Daughtry - What About Now
Now that we're here, now that we've come this far, just hold on.
There's nothing to fear, for I am right beside you for all my life.
I am yours.
What about now? What about today?
What if you're making me all that I was meant to be?
What if our love never went away?
What if its lots behind words we could never find?
Baby, before it's too late, what about now?}

*Rascal Flatts, What Hurts The Most, Jefrey Steele, Steve Robson, 2006: Me and My Gang.

Video source: Youtube-What Hurts The Most by Rascal Flatts

Komentar

Postingan Populer