Facebook = Diary [??]

The single biggest problem with communication, is the illusion that it's taken place
=George Bernard Shawn=
Facebook... Facebook...
Sakti sekali buku wajah satu ini... selain membuat orang terhipnotis dengan kemampuannya mengumpulkan orang-orang lama yang selama ini hilang. Dia juga memungkin kita untuk pamer apa pun di wall-nya.
Sebegitu dahsyatnya sampai-sampai Facebook lebih dulu tahu dibanding aspek lain dalam kehidupan kita, seperti suami/istri, sahabat, ortu. Karena kita selalu terlebih dulu mencurahan isi hati kepada teknologi yg tidak memihak ini... bahkan cenderung menarik simpati. Sehingga membuat manusia cenderung bersikap narsistik, mengharapkan banyak comments dari setiap wall yang dilemparnya.
"Bete nih...", "Gila banget tuh orang!", "Bosennn...", sampai ungkapan "Pengen mati!!!!" jadi wajar saja mengumpat di Fb Umpatan yang sebelum ada FB, biasanya kita simpan rapi dalam hati, atau paling-paling jadi penghias lembar demi lembar buku harian.
Ungkapan cinta juga kerap menghiasi Fb laiknya pamer kemesraan... apa bedanya dengan berciuman di tengah antrian Harry Potter di bioskop paling hip ibukota? Seolah kehabisan cara untuk mengungkapkan secara personal, seperti pemaknaan hubungan personal yang seharusnya.
Fb bahkan memungkinkan manusia untuk cenderung sakti memprediksi status hubungan manusia. Hari ini "in relationship", besok bisa saja berubah jadi "married"... wow! padahal kadang undangan belum tersebar. Mungkin bagus juga sih, toh berita baik yaa... Tapi di sisi lain, ada juga yang mudah saja merubah status penikahannya menjadi ... back to "single" atau "saperated"... or even worst "devorce". Padahal, belum tentu juga ada pembicaraan ke arah sana. Berkas-berkas belum dikumpulkan, Pengadilan Agama belum ketok palu.
Padahal, harfiahnya, pernikahan adalah institusi yang tidak mudah dipecahbelah baik secara personal maupun organisasional. Lalu skrg berkat Fb, manusia jadi bisa dengan mudah menentukan statusnya sendiri... tanpa perlu izin tertulis dan cap, serta birokrasi apapun... dan uniknya, kadang terjadi hanya karena percekcokan kecil, beda pendapat, yang seharusnya sangat lumrah terjadi dalam kehidupan pernikahan.
Jadi... banyak orang yang memposisikan Fb laiknya buku harian.
Bedanya, buku harian kita simpan di bawah kasur, dikunci, kuncinya disimpan di dalam sebuah kantung kecil, yang diletakkan di dalam kotak kecil di sudut terdalam laci.
Facebook adalah ranah publik... semua teman kita dari TK sampai saat ini bisa membaca dengan leluasa. Belum lagi kalau level security diperlemah, maka seluruh penjuru dunia bisa membacanya.
Dan rahasia bukan lagi rahasia... personal bukan lagi personal...
Tidak perlu membahas sindikat jahat di balik semua teknologi (yang pada dasarnya dibuat dengan niat baik)... tapi apakah tidak lebih baik apabila kita lebih bijaksana dalam mengolah apa saja yang kita utarakan atau lakukan di dalam sebuah kajian teknologi apapun...salah satunya Facebook tercinta ini :D.

Komentar

Postingan Populer