Story about Blonteng and Gosek
Blonteng adalah salah 1 keajaiban dunia yg t’sisa atas diri kucing yang kini sudah renta & keriput ini. Ia adalah 1-1nya putrinya yg tersisa dari puluhan generasi Gosek (yg ironisnya hampir smanya lucu2) yg pernah hadir di dunia. Selebihnya kembali ke hadirat-Nya, karena berbagai alasan keji (mati dlm kandungan, kelindes, kaki luka digigit tikus, salah makan racun tikus, smp hilang tanpa jejak).
Generasi Blonteng adalah generasi paling ‘cool’, 3 kakaknya yg akhirnya berpulang juga sangat lucu. Dinamakan dgn seenaknya oleh Tante Rani, Blang, Blonteng, Koneng, & Goreng. Mereka tumbuh sehat dgn tubuh gendut & agak hyperaktif. Blang berpulang lbh awal, disusul b’turut oleh Koneng & Goreng. Sisanya… Blonteng, yg dibanding saudara2nya adalah yg t’kalem & t’manja!
Blonteng tumbuh sebagai kucing remaja yg jauh lebih manja daripada Ibunya. Bulunya lgsg kusam & rontok klo makan ikan asin barang secuil. Susunya Be** Br**d. G suka makanan pedas, tahu di mana biasanya makanan kecilnya diletakkan, & tahu pada siapa saja ia bisa minta makan, & siapa yg sebaiknya dihindari.
Perut agak tambun, g gaul karena g pernah kelayapan spt ibunya, hobi menggoda kru Radani dgn menyergap kaki & ngajak balapan naik tangga. Dia jg sll menyapa dgn ramah smua tamu yg dtg di kantor. Ikut2an duduk di kursi ganja & akhirnya ketiduran smp siang.
Singgahsananya di pagi hari adalah kursi Cak Nur, bermain dengan Tante Ike & Mami Wi2en di siang hari, disuruh duduk Sphinx, dikelitikin, duduk manis di paha Tante Amy, diusir Tante Dewi, & dipeluk smp sesak sama Om Rey…
Blonteng adalah hiburan di sini. Dicintai oleh semua orang (kecuali Tante Dewi & Tante Inoer). Keriangannya mengisi hari2 kerja yg kadang menjemukan.
Sampai 2minggu yg lalu. Ketika sedang mengais makanan di depan pagar… secara tdk sengaja ia terlindas… tepat di perutnya. Sejak itu, Blonteng yg lincah sudah hilang. Ia sulit bergerak, tak lagi bs melompat, khilangan nafsu makannya yg besar, struktur tulangnya berubah total, tatapannya nanar. Semua org cuma bisa menatapnya sedih… tapi hingga akhir ia tetap sok tegar. Berjalan pelan ke sana ke mari. Menolak dgn halus sma tulang yg tiba2 dihadiahkan untuk nya. Tak lagi mau bertengkar dgn Ibunya.
Blonteng tiada… Rabu, 21 Maret 2007 malam.
Menyisakan sedih di hati… memupuskan harapan akan adanya generasi lanjutan Gosek yg tersisa. Oh well, apapun itu, mungkin ini memang yg terbaik u Blonteng. Dia sudah berusaha u hidup dgn rasa sakit slm 2 minggu. & perjuangannya sudah sebaiknya selesai.
Komentar
Posting Komentar