Satu-satunya Kemahaan Manusia adalah Maha Terbatas

He’s a real nowhere man

Sitting in his nowhere lands

Making all this nowhere plan for nobody*

Dulu seorang  teman (masih bisa disebut seperti itu tidak yah?), mengirimkan barisan narasi ini by sms. Hummm… "apa yah maksudnya?" (itu yang terlintas saat itu).

Sekarang (3 tahun, 8 bulan, dan 9 hari setelahnya), tiba-tiba aku teringat lagi pada puisi ini, juga penulisnya. Yah, itu adalah cara ia mendeskripsikan dirinya… (pada saat itu).

Entah kenapa, aku merasa bahwa lirik ini juga layak dikaitkan dengan seorang pria yang sempat masuk dalam kehidupan seorang sahabat.

Dia bukanlah siapa-siapa! Dia hanya seorang pria yang kebetulan masuk dalam hidup sahabatku, dan mengobrak-abrik hidupnya.

Dia hanya adalah seorang yang semula terlihat begitu baik dan sempurna. Kosakata yang seharusnya tidak disandingkan dengan kemanusiaan. Tapi kadangkala manusia terlalu "pandai" menilai. Sampai-sampai lupa pada kenyataan bahwa satu-satunya kemahaan manusia adalah maha terbatas.

Namun saat ini, sahabatku dipaksa mereguk kenyataan bahwa perasaannya harus kandas di tangan "nowhere man" itu.

Kadang kenyataan memang tidak seindah impian… dan kesakitan serta kekecewaan adalah resiko dari mencintai.

Apapun itu, adalah sebuah kemudahan di balik kesusahan… dan berbangga hatilah karena Dia demikian menyayangimu dengan memberikan jawaban lebih dini daripada yang diharapkan.

*Thanks to Arief... my old pal... where are you? :(