Gravity...


18072018 TheFallenStar


Something always brings me back to you

It never takes too long

No matter what I say or do

I'll still feel you here 'till the moment I'm gone


You hold me without touch
You keep me without chains

I never wanted anything so much than to drown in your love 

And not feel your reign


Set me free, leave me be

I don't want to fall another moment into your gravity

Here I am, and I stand

So tall, just the way I'm supposed to be

But you're on to me and all over me


Oh, you loved me 'cause I'm fragile
When I thought that I was strong

But you touch me for a little while 

And all my fragile strength is gone


I live here on my knees as I try to make you see 
That you're everything I think I need here on the ground

But you're neither friend nor foe though I can't seem to let you go

The one thing that I still know is that you're keeping me down



You're on to me, on to me, and all over
Something always brings me back to you

It never takes too long


(Sara Bareilles, Gravity)



"Rewinding time is not possible, but do-over's are, sometimes we get another chance to do something right the second time that we got wrong the first time." 

Namaku Xima*, salah satu bintang kecil di Bima Sakti, di luar orbit bumi. Aku kerap bersembunyi di balik sang bulan. Mengamati bumi dari kejauhan. Tak henti terkagum-kagum pada keindahannya. 

Hai, Bumi... 
mungkin kau tak mengingatku... tapi aku sebaliknya. 

Dulu... 
Diriku yang lebih besar dan indah, muda, egois, percaya diri, pernah begitu terperangkap dalam keindahanmu. Begitu terpesonanya hingga inginku memilikimu sendiri. 
Diriku yang dulu lah yang dengan ceroboh dan brutal masuk ke dalam gravitasimu dan ingin berjaya berlabuh dalam pelukanmu, Sang Bumi yang indah. 

Begitu percaya diri, begitu angkuh, begitu yakin bahwa kau pasti akan menerimaku dengan tangan terbuka, bahwa kau pun telah takluk pada pesona kerling indah yang kerap kupandarkan dengan cahaya yang menyilaukan mata. 

Tapi nyatanya aku tidak bisa menembus gravitasimu, kamu tidak pernah membuka pintumu untukku, dan aku hancur dalam upayaku memilikimu. 

Dan aku, Xima baru, adalah kesempatan kedua yang diberikan sang pemilik Galaksi dan seluruh isinya. 
Berbeda dengan sosok lamaku dan bintang-bintang lain di Bima Sakti, massaku sangat kecil. Walau hanya berjarak 4.2 tahun cahaya dari bumi, pandar cahayaku tidak terlalu terlihat jelas dari bumi. Kamu yang demikian hebat mungkin tidak (lagi) menyadari hadirku. 


***

Hari ini kamu menyapaku kembali, mengingat sosok lamaku yang tak pernah lagi sama. Seperti juga sosokmu, Sang Bumi, yang tetap bersinar biru dengan gurat hijau yang sangat indah... walau mungkin sudah sedikit banyak berubah, namun masih mempesona. 

Di sini sekali lagi aku melambung dengan hari indah penuh nostalgia, mengingatkanku pada kisah lama yang begitu indah... sekaligus menyakitkan. Dan aku, si bintang kecil kembali kerap berpandar menyapamu. 

Namun cahayaku yang redup kerap mengingatkanku akan perjalanan panjangku menyisir satu demi satu serpihan yang hilang dalam proses lalu. 
Tubuhku kecilku masih mengingat jelas ketika gravitasimu membakar tanpa welas. 
Sinar kecilku masih ingat betul ketika gravitasimu memudarkan cahaya indah titipan sang surya yang pernah kupandarkan sekuat tenaga. Membuatku terbakar hilang, hancur, menjadi wujud baru yang luar biasa menakjubkan dipandang dari Bumimu, namun meluluhlantakkan seluruh diri dan hatiku. 

Namun ada satu yang tidak akan pernah berubah, kesakitan yang susah payah kusembuhkan bersama sang waktu itu mengajarkanku pada sebuah pelajaran berharga tentang keikhlasan. 
Duka itu berbuah menjadi sebuah pemahaman, bahwa cintaku pada Sang Bumi melebihi batas logika, ketika ia berkongruen dengan sebuah paradigma bertajuk "ikhlas". 

***


Dan kini... 
Dan hari ini... 
Ketika Sang Bumi mengajakku masuk kembali ke gravitasinya, menawarkan sebuah rasa yang dulu sempat kuimpikan. Seluruh tubuh... jiwa dan ragaku, mengingatkanku pada racikan komposisi cinta dan ikhlas yang kuamini bersama luka dan waktu tersebut. 

Tak kuragukan bahwa masih ada hati yang tidak sengaja kutitipkan di sana, bersamanya ketika tubuhku luruh dalam indah dan hancur dalam gravitasi berlapis yang kau bangun untuk menghalauku. 
Tapi maafkan aku, aku tak bisa meretas masuk ke dalam gravitasimu lagi. 

Dalam segala sadarku atas kelemahanku, dalam ketidakmampuanku menafikkan kenyataan bahwa aku tidak akan pernah lagi punya kesempatan ketiga kalau aku hancur untuk kedua kalinya. 
Dalam segala sadarku akan kapasitasku yang serba terbatas dan tidak pantas untuk memilih.

Karenanya, Sang Bumi, izinkan aku tetap di sini.... menjadi cahaya petunjuk arahmu.  
Menjadi pandar gemerlap yang menghiburmu ketika gulana melanda. 
Memastikan dirimu hangat dengan menyampaikan pesan kepada Sang Surya. 

Agar kamu tahu, kamu tidak pernah sendirian. Agar kamu tahu bahwa ada jiwa di kejauhan yang mencintaimu dengan kasta cinta tertinggi yang mereka beri nama cinta tanpa syarat. Tanpa tanda (*) kecil di akhir kata. Tanpa syarat harus memiliki, tanpa term and condition

Andai aku punya opsi lain... 


"Second chances are not given to make things right. But are given to prove that we could be better even after we fall"

Proxima Centauri, found by Robert Innes (1915)

Komentar

Postingan Populer