Tak Pernah Setengah Hati
Tak pernah setengah hati
Ku mencintaimu ku memiliki dirimu
Setulus-tulusnya jiwa
Ku serahkan semua hanya untukmu
Tak pernah aku niati untuk melukaimu
Atau meninggalkan dirimu
Sesal ku selalu bila tak sengaja
Aku buat kau menangis
Memiliki mencintai dirimu kasihku
Tak akan pernah membuat diriku menyesal
Sungguh matiku
Hidupku 'kan selalu membutuhkan kamu
Some love last a lifetime, true love last forever.
Apa sih cinta sejati itu?
Adakah dia nyata?
Atau itu hanya isapan jempol?
Khayalan melankolik para pujangga, pencipta lagu, dan semua mahluk yang bekerja di dunia kreatif?
Mimpi siang bolong yang menyesatkan manusia... hingga berangkat menjalani cinta dengan harapan penuh dan berakhir di kubangan bernama "sakit hati" atau "patah hati".
Nyatakah si TRUE LOVE itu?
Kisah ini bermula dari seorang pria renta yang hingga detik ini masih setia duduk di depan rumah setiap malam Jumat, karena pada hari itu lah biasanya semerbak melati bergelora di halaman rumahnya... indikasi keberadaan istrinya yang berpulang tahunan lalu. Istri yang dengan sabar menanti meregang nyawa, hanya untuk mendengar suaminya berkata "Bapak rela Ibu pergi duluan."
Kisah ini terinspirasi dari seorang wanita mid 30 yang merasa tak membutuhkan pendamping lagi setelah suaminya yang tak mampu memberinya keturunan berpulang ke hadirat-Nya lebih dulu. Meninggalkan sang istri pesan untuk melanjutkan hidup, namun sang istri hingga detik ini memilih sendiri... karena belahan jiwanya takkan pernah ada dua... hanya ada satu. Dan itu sudah pergi!
Kisah ini diilhami dari sebuah rumah tangga yang porak-poranda karena kedua personelnya tidak pernah percaya dengan hal yang menurut mereka bersifat "halusinatif" bernama cinta sejati. Lalu apa yang mereka jalani dalam sebuah pernikahan... bila mereka tak lagi percaya akan cinta.
Kisah ini adalah sedikit jawaban dari jutaan option jawaban yang mungkin dunia bisa berikan untuk siapa pun yang membutuhkan... mungkin juga Anda!
Cinta sejati itu nyata... senyata keberadaan pria renta yang tetap menanti harum melati... senyata wanita usia produktif yang mengingkari harapan mendiang suaminya... senyata rumah tangga yang porak poranda karena tidak percaya akan makna halusinatif.
Cinta sejati itu nyata dan ada dalam niat dan perasaan kita. Dengan segala kebesaran harapan dan impian. Dia begitu "ada" dan "mutlak" dalam imajinasi. Dan semua harap, mimpi, niat, rasa, dan imajinasi itulah yang membuat semua hal di dunia ini jadi mungkin. Ini adalah pilihan... seperti halnya semua hal yang ada di dalam hidup.
Sama seperti pilihan pria tua renta yang tak mau menunggu maut di dalam rumah, dan justru berharap bertemu dengan kenangannya akan istrinya...
Sama halnya seperti pilihan wanita di tengah usia 35 tahun yang tidak mau menggantikan keberadaan mendiang suaminya dengan pria manapun di dunia... tidak juga yang bisa memberikannya keturunan...
Pilihan juga lah yang membuat sepasang suami-istri memporakporandakan rumah tangganya karena yakin cinta saja tak pernah cukup untuk menjalani hidup...
Dan bagaimana dengan pilihan yang Anda miliki?
Jadi cinta sejati itu apa? Apakah kisah cinta tanpa ending... atau justru berakhir ketika keduanya sama-sama dijemput oleh maut. Cinta yang tak lekang oleh waktu... cinta yang menolak dipisahkan... cinta yang "mutlak" tanpa batas... cinta yang tiada banding... cinta yang tak memiliki pembanding... Semuanya benar! Juga mungkin salah... karena tidak ada yang benar dan salah dalam cinta... karena cinta juga benar dan salah dalam kesalahan dan kebenarannya.
Berkaca dari lagu indah yang dinyanyikan Tompi di atas... bisa disimpulkan sejatinya cinta adalah tanpa penyesalan... kerelaan... keikhlasan...
Dalam aneka kapasitasnya, lakukan semua dengan sadar... lakukan cinta dengan keyakinan penuh... dengan harapan setinggi langit... dan percaya saja.
Bahkan ketika ia berakhir salah pun... siapa yang berani bilang bahwa itu bukan cinta sejati?
Cinta sejati apakah harus saling memiliki? Tidak juga!!!
Berkaca pada wawancara Alvin Adam pada Anya Dwinov dalam sebuah episode berjudul "Life Goes On" dari Just Alvin... Cinta tak harus memiliki... tapi tak ada salahnya ia terus bertahan dalam rasa. Cinta tersebut bisa ditransformasikan dalam bentuk yang lebih indah... entah dalam bentuk apa... dan dengan ringkas Alvin menyebutnya Unconditional Love... cinta tanpa syarat.
Cinta sejatinya tak perlu kapasitas... ia tak harus dikotakkan... ia seharusnya begitu fleksible. Hingga fleksibelitasnya memberi ruang bernafas yang cukup lega... seperti setangkup pasir yang tak habis tergenggam.
Cinta sejatinya merdeka... dan percaya... bahwa sekalipun ia pergi jauh dan tak terlihat, ia akan kembali dan berpulang ke peraduan yang sama. Seperti merpati yang tak tersiksa ketika ia digenggam... ia terbang, mempelajari dunia, dan kembali dengan loyalitas yang berkembang. Karena sejatinya ia tahu, jalannya adalah jalan untuk menemukan orang yang tepat.
Cinta sejatinya merelakan... ia tak butuh tali... tak butuh diikat... set it free... cinta sejatinya tak perlu dipilih... karena hati sudah tahu sebenarnya apa yang ingin ia rasakan.
Dan cinta sejati adalah metamorfosa dari segala keadaan itu. Kerelaan kita untuk menerima yang lebih dan kurang... kerelaan kita untuk melakukan yang terbaik untuk kepentingan bersama (bukan hanya sepihak)... cinta adalah rangkaian niat baik... bahkan bila niat baik kita tak sejalan dengan harapan kekasih hati... ia tetap adalah niat baik.
Hanya soal pilihan... apakah ia yang ada di sebelah Anda malam ini adalah cinta sejati Anda atau bukan. Pilihan Anda bersama yang Anda kelola bersama pula.
Dipersembahkan untuk:
#Teman, Sahabat, Kekasih, dan Suamiku#
Komentar
Posting Komentar