Emotions



I'm there at your side,
I'm part of all the things you are
But you've got a part of someone else
You've got to find your shining star

And where are you now,
now that I need you?
Tears on my pillow wherever you go
I'll cry me a river that leads to your ocean
You'll never see me fall apart

In the words of a broken heart
It's just emotion taking me over
Caught up in sorrow
Lost in the song


Emosi...

Kata sebuah sumber di Twitter yang kudengar dari seorang rekan kerja, mereka yang berzodiak Piscess adalah orang yang lekat dengan emosi.

Emotion have a thousand meanings...
Bahagia...
Sedih...
Cinta...
Benci...
Tanpa rasa...
Tak karuan...
dan masih banyak lagi yang lain...
Adalah bagian dari rasa... bagian dari emosi.

Emosi tidak selalu bermakna jahat... ia hanya bermakna jamak.
Dan antara dua hal yang berseberangan, sejatinya batasannya hanyalah seulas benang tipis yang terbelah 100.

Tidak ingin terlalu percaya pada zodiak...
Tapi aku sangat suka pengkarakteran berdasarkan zodiak.
Mostly its right :)

Aku memang lekat dengan emosi... aku senang menghayati emosi.
Menangis bila berduka... berteriak ketika marah... bersenang-senang ketika bahagia...
Semua jelas dan gamblang... dalam tulisan.
Yah, itulah bedanya... aku jujur dalam kata non-verbal.
Dan disimpan dalam kotak aman yang terkendali ruang dan waktu...
Agar amarah dan duka tersebut tak ikut melukai orang lain.

Menurutku itu menejemen emosi yang baik.
Karena sejatinya emosi kita tak perlu dihamburkan ke segala penjuru dunia.
1. Itu tak menyelesaikan masalah (bila memang ada masalah)
2. Bisa menciptakan masalah baru
3. Memangnya dunia tidak sudah cukup penuh dengan emosi negatif? Buat apa ditambah lagi?
Emosi adalah nilai manusiawi yang tak kan habis sampai kapan pun. Bahkan dalam satu hari, manusia normal merasakan lebih dari 10jenis emosi yang kadang tumpang tindih... atau bisa juga bergantian.

Berkaca dari pengetahuan yang kudapat dari kantor yang lama... emosi adalah guratan rasa yang seharusnya bisa secara cerdas dioptimalkan. Khususnya dalam kehidupan antarpersonal... beberapa juga untuk kehidupan intrapersonal.

Penjabarannya mungkin tak perlu terlalu text-book. U can read it from the book.
Tapi dalam hal emosi, sejatinya menyenangkan sekali bila kita bisa tetap menekankan hidup pada emosi-emosi yang sifatnya positif. Tapi lama-lama dipikir, kok rasanya jadi naif sekali ya?

Kita tak bisa kok secara sporadis menentang emosi negatif. Emosi dibuat dalam aneka ragam positif dan negatifnya for a reason. What we need to do is only figure it out.

Sometimes, people has to know that we are mad... sometimes people has to understand why we cry... sometimes thay should figure it out why other people can be so happy for silly thing...
Semua pemahaman itulah yang membuat manusia belajar tentang empati.

Ketika tahu kenapa seorang bersedih... kita bisa mendalami diri sendiri, ketika kita bersedih, apa yang ingin orang lain lakukan untuk kita... dan lakukanlah untuk orang itu! Bukan untuk menghilangkan kesedihannya, karena rasa itu hanya personalnya yang bisa mengatur... but what we can do only HELP him/her to face it all.

Ketika seseorang marah pada kita, kita mencoba memahami kenapa ia bisa semarah itu, dan belajar dari kesalahan, bahwa manusia lain bisa marah karena alasan yang belum tentu kita anggap penting... tapi penting untuk mereka.

Ketika sang kekasih bahagia karena sebuah notes kecil yang diberikan sebelum ia pulang, kita akan sadar bahwa kebahagiaan bisa datang dari mana saja... bahkan dari hal kecil yang sangat simpel dan sederhana... seperti kecupan selamat malam, notes kecil, bahkan hanya dari sebuah senyum yang tulus.

Emosi memang luar biasa...
Ia bisa membuat seluruh dunia berdamai dan penuh senyum... dan saling sapa... penuh canda tawa. Semua cuma butuh "CINTA" dan "BAHAGIA".
Tapi emosi juga bisa membuat dunia hancur dalam sekejap... perang dan permusuhan sejatinya berangkat dari dua kata, "BENCI" dan "MARAH".

Tapi, semua rasa itu... sejatinya adalah bagian dari sebuah proses... tidak ada yang terjadi dengan tiba-tiba dan tanpa alasan. Ketika dalam proses itu manusia bisa sedikit saja bijaksana dengan emosinya... maka transformasi proses itu akan bisa berakhir dengan jalan yang baik.
Semua hanya soal proses... dan pilihan.

Jadi sebagai teman Anda menikmati brunch (saya sedang menelan sunny croisant sandwich dan segelas chocoa cappucino)... mari kita bersama-sama belajar berproses dengan bijak dalam hal emosi.
Semoga hari Anda menyenangkan...

Komentar

Postingan Populer