Hold On For One More Day
Some day somebody's gonna make you want to turn around and say goodbye
Until then baby are you going to let them hold you down and make you cry
Don't you know things can change
Things'll go your way
If you hold on for one more day
Can you hold on for one more day?
--Wilson Philips - Hold On --
Hari ini lagi-lagi pulang dari Rumah Sakit dengan mata sembap, setelah menghabiskan bergalon-galon air mata yang berterbangan di jalan bersama debu. Banyak hari sebelumnya, ketika harus berjuang untuk memejamkan mata tanpa berfikir bisa saja besok adalah hari terakhirku menjenguknya... hingga sempat terlintas pikiran bodoh, "jangan tidur saja, biar tidak akan pernah ada yang namanya 'hari terakhir' itu."
Dan hari ini, aku terponggok di depan komputer... termangu dengan wajah kosong mendengarkan lagu Glee yang baru saja mampir di TV.
Dan kurasa pada akhirnya, sebagai bagian panjang doa penuh harapku, bahwa aku akan berhenti menjenguk ke Rumah Sakit dan sebagai gantinya menghabiskan waktu bersalak-salakan suara fals di karaoke... aku ingin dunia tahu siapa wanita cantik yang saat ini sedang berjuang demi hidupnya di atas kasur di ruang UPI (ICU) dingin itu.
Semua kenangan jelas akan kembali ke masa SMP... ketika kami masih cupu, dengan tampang bodoh. Oh well, you're not cupu at all... even at that time! Salah satu cewe paling cantik di sekolah, tinggi semampai, dengan rambut ikal & wajah keturunan Arab, kulit putih, pembawaan ceria & gegap gempita... cowo-cowo mana yang nggak naksir ?!
Alhasil... aneka kompilasi indah itu menghasilkan list 100 mantan pacar di kelas 3 SMP (saja!) List yang dengan bodoh kutanggapi dengan rahang terjatuh (sejatuh-jatuhnya).
Buatku, terlepas dari semua itu, ia tak lebih adalah sahabatku yang tukang pingsan, langganan UKS, fans berat guru elektro yang ganteng... dan sebagai konsekwensi disukai banyak anak cowo, dia jelas juga punya banyak haters, yang ketika study tour di Yogya 'rela' merongrong kamar hotel kami.
Tidak ada hal yang lebih absurd dalam kenanganku tentangnya selain satu hari selepas upacara, ia berkeliling sekolah meminta maaf pada semua orang... dan esoknya bolos sekolah... dan ditemukan di rumah dalam kondisi terinfus.
Jangan tanya kenapa!
Terpisah SMA... juga memberi jarak yang cukup untuk sekejap saja kehilangan dirinya. Entah dengan cara apa dan bagaimana, ketika kuliah... kami berjumpa & kembali menjalin tali yang sudah lama terenggang. Seolah, tak ada hari lalu... persahabatan itu terus terjalin hingga detik ini.
Aneka kenangan ditorehkan, mulai dari tagihan restoran sebesar Rp 121.000,00 ; aksi roadshow kuliner seharian yang mengakibatkan mobilku untuk pertama kalinya mengalami petualangan naik trotoar; rencana lari pagi ke Senayan yang berakhir jadi makan siang di Puncak; adegan crying in the rain yang fenomenal; dan aneka kenangan indah - sedih - lucu lainnya.
Kenangan absurd kembali terjadi ketika sejenak setelah kelahiran putriku, ia bagai lenyap diculik ALIEN. Tiada ucapan selamat, tiada kunjungan ke RS, tiada telpon... bahkan tanpa kabar berita, atau kabar burung. Usaha demi usaha menyambangi rumahnya hanya berujung pada pagar yang seolah tak berkutik diteriaki. Seorang sahabat akhirnya tanpa sengaja menemukannya, dalam kondisi hamil 'besar' (dibubuhi petik krn bermakna literal & non literal). Akhirnya usaha menjambangi rumah itu membuahkan hasil gemilang di sebuah pagi nan cerah, bagai serangan fajar. Kutemukan ia kembali... masih berkulit daster & tengah mengurusi putera ciliknya yang baru lahir.
Kepanikan yang terbaca jelas kemudian karena 'proyek tangkap tangan' itu tak lebih dari ... "jangan liat gue.... gue gemuuuuuk!" Oh my God... "loe menghindari semua kontak gw cuma karena loe takut gw ngeliat loe gendut?! Gw waktu hamil juga segede odong-odong, terus kenapa?!" Dan dia masih bisa menyahut, "bagus loe cuma odong-odong, Ke... gue bukan gendut lagi.... gue raksasa!" Oh whatever! Kupeluk erat dia sambil berbisik "jangan pernah begini lagi sama gw!" And you know what... dia memang agak raksasa... tapi dia cantik, kecantikan wanita sejati. Kecantikan seroang ibu yang telah berjuang melahirkan dan sedang membesarkan putera yang kehadirannya ia perjuangkan sekuat tenaga. So, what the hell lah klo bengkak-bengkak dikit (atau banyak :) )
Ia akan marah bila aku menyebarkan namanya di dunia maya, dunia perlu tahu... wanita seperti apa dirinya... dan bahwa dunia masih butuh manusia seperti dia bila ingin tetap berputar dalam porosnya.
Chandra, begitu ia dipanggil... adalah wanita pemurah yang baik hati. Kadang kala, ia bisa sangat jaim... sampai bikin gemes. Kadang kala juga, mulutnya bicara lebih dulu sebelum proses bernama "mikir" sempat terjadi. Ia cuma wanita sederhana yang pada dasarnya cuma butuh hal muluk bernama 'cinta'. Ia tidak banyak menuntut dari hidup dan Tuhannya... selain doa minta uang 5 milyar yang ia panjatkan di tanah suci. Ia cuma minta diberi sehat, diberi cukup rejeki untuk berbagi dan untuk bersenang-senang.
Sekalipun kerap keras kepala, ndableg, seenaknya... ia jauh dari kata egois. Ia selalu mencoba mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingannya. Siapa pun akan bertanya-tanya bagaimana aneka sifat itu bisa bersatu. Tenang! Tidak perlu ada alasan, karena nyatanya bisa!
Ingatanku sampai pada kenangan 2 tahun lalu ketika aku sedang merasa terpuruk, telponnya tak pernah putus hari... ngabsen kaya guru takut muridnya nggak naik kelas. Suatu hari, ketika aku mengajaknya pergi, tanpa babibu ia langsung mengiyakan. Dengan langkah setengah diseret ia masuk ke mobil, wajah pucat... yeah, sakit perut! Tapi ia memaksakan diri, karena katanya aku lebih butuh dia... dibandingin mikirin sakitnya. Beberapa hari, ia dengan setia membiarkanku diam dengan wajah bloon... ngoceh tanpa arah... tanpa kritik... tanpa saran.
Dan hari-hari yang berlalu di kemudian hari... di masa berbisnis bersama, mengajakku untuk mengenal semakin dalam kemurahan hatinya. Setiap rejekinya, berapapun itu... tak pernah ia habiskan sendiri. Ia selalu membaginya pada siapapun yang membutuhkan... bahkan termasuk aku.
Bila seseorang mendambakan sahabat dalam suka dan duka... aku sudah punya! Ada uang, nggak ada uang... habis gajian atau tengah bulan... uang lembur atau sekedar hasil ngerampok di mana... ia habiskan untuk membahagiakan siapapun di sekitarnya.
Dulu sekali... banyak yang bertanya, 'loe masih temenan sama dia? Bukannya orangnya ____, ____ Kok mau sih?!" --sensor saja bagian nggak penting ini!--
Sekarang kepada semua manusia yang pernah bilang itu kepadaku...
"Loe semua yang rugi karena g mau temenan sama dia!"
Dan pada akhirnya Tuhanku yang Maha Mendengar... kurasa Kau juga membaca blog sebagai referensi, selain mendengarkan doa-doa dari hamba-Mu, termasuk aku. Di sini aku cuma ingin katakan, seperti lirik lagu di atas, aku masih belum berhenti berusaha agar Kau menurunkan segala mukjizat-Mu bagi kesehatannya... dan aku belum akan berhenti berusaha.
Komentar
Posting Komentar