I Wish... (Restoran di pinggir taman kolam kura-kura)
Dengan langkah cepat kususuri taman itu, sembari menengok ke kanan-kiri... mencari-cari. Ini tepat menjelang jam makan siang. Salah satu sahabatku setengah berteriak memanggilku, seraya mencengkram tangaku. "Heh, jangan cepet-cepet! Si Bugs masih parkir."
Kuhentikan langkah... tapi mataku tetap mencari-cari.
ke kanan...
ke kiri...
kembali ke kanan...
dan ke kiri...
"Nyari apaan sih loe?," sahabatku tampak penasaran. "Kolam kura-kuranya," sahutku asal-asalan. Berseloroh dalam hati, menyalahkan Bugs yang lama sekali cari parkirnya... sekaligus merasa sangat egois meminta diturunkan di depan berharap tak kehilangan sedetik pun untuk menemukan... nya.
"Duduk di sana dulu yuk... daripada berkarat nungguin di sini. Gue beliin minuman," sambil menunjuk bangku di tengah taman.
--Tempat yang tepat untuk memata-matai seantero taman--
"Kan kita mau lunch?"
"Gue haus, bisa jadi kismis kalo nggak berteduh dan minum sekarang," aku mencari-cari alasan.
"Dasar ikan, nggak bisa liat air dikit loe yaa..." sergah sahabatku menyerah.
Setengah kuseret ia cepat-cepat menduduki bangku taman, sedikit mendorongnya duduk, lalu meninggalkannya sambil mengirimkan sebaris senyum, "es teh manis kan?" Ann hanya mengangguk dengan muka sepet.
Hehehe...
Aku melesat secepat kilat mencari penjual minuman... sambil tetap mencari. Bukan! Bukan mencari pedagang minuman, aku sudah hapal betul di mana posisinya. Namun yang kucari tak jua kutemukan.
"Satu es teh manis dan satu teh lemon," sambil menyodorkan sejumlah uang pada wanita penjaja minuman ringan, ketika sebuah tangan besar menggamitku dari belakang.
"Hey..." sapa sebuah suara ramah.
DEG!!
Jantungku nyaris berhenti berdetak sesaat... lalu tiba-tiba memburu kencang. Kubalikkan tubuhku dan kutemukan sesosok tubuh kurus yang tinggi menjulang."Kamu Dee, pacarnya Andhika kan?," tanyanya, walau dengan wajah tanpa keraguan. Aku hanya mengangguk, masih sulit berkata-kata.
"Saya Rob, masih ingat kan?"
Off course I remember! You're the (only) reason I'm here!
--sergahku dalam hati.
"Iya, yang kerja di gedung itu kan?," sambil menunjuk sebuah bangunan tinggi di belakangnya.Ia tersenyum ramah.
Damn,
makiku dalam hati karena merasa tak mampu menahan diri untuk tidak meleleh ketika melihat senyum itu.
"Sama siapa ke sini?,"
Aku berusaha mengumpulkan semua kuasaku untuk menjawab, "oh, sama temen-temen... mau makan siang."
"Jauh juga ya, makan siang sampai di sini?" Ia tergelak pelan, sambil menyodorkan pesanan minumanku yang sudah jadi.
Aku hanya membalas nyengir.
You know what?! It's because of you! Siapa suruh punya kantor jauh-jauh amat!
--dalam hati (saja).
"Pengen makan siang di tempat yang nggak biasa, sekaligus mau liat kolam kura-kura, trus nanti mau nonton di bioskop situ,"
yah, akhirnya kalimat yang sudah kusiap-siapkan sepanjang jalan terpakai.
Ia tergelak pelan, "kamu bener-bener suka kolam kura-kura ya?""Berikut dengan ikan koinya..."
dan kamu...
-- yang ini sudah tentu hanya dalam hati saja.
Sebuah tangan menggamitku dari belakang, "heh, Dee... lama amat cari minumnya." Bugs tiba-tiba muncul di belakangku.
Aduh... ganggu aja sih!
"Eh, sori! Bugs, ini Rob... temennya Andhika. Rob, ini Bugs, eh Bagus, sahabatku." memperkenalkan mereka berdua.Bugs dan Rob saling berjabat tangan dan saling melempar senyum.
"Oke, saya pergi dulu ya... semoga hari kalian menyenangkan. Salam buat Andhika ya." ucapnya seraya menyodorkan tangannya untuk kembali berjabatan dengan Bugs... dan aku.
Suara jantungku rasanya kian heboh ketika menyentuh jari-jarinya yang panjang dan jabatan tangannya yang erat. Ia melambai dan pergi.
Aku mengikuti Bugs yang menyeretku pergi, sembari melayangkan pandangan ke arah sosok tinggi yang berjalan menyusuri taman dan akhirnya masuk ke salah satu restoran di pinggir taman... tempat makan siangnya setiap hari.
Andai saja, aku bisa ikut makan siang di sana...
Komentar
Posting Komentar