Friends Indeed (sebuah ide perenungan berbasis La Corda d'Oro-- Pachebel's, Canon in D )
"La Cordo d'Oro" mungkin adalah asal muasal kecintaan saya pada musik klasik. Yeah, I know... I love almost everything... Termasuk tidak membedakan genre musik sebagai pematok rasa suka, melainkan membiarkan naluri memilih musik mana yang saya memang sukai.
Kecintaan saya pada Canon in D, Ave Maria, dan semua musik klasik... semua bermula dari film animasi ini. Dalam banyak cara, film ini lah yang membuat saya belajar memaknai musik dengan non-indrawi, tapi dengan otak & hati... menikmati tiap dentingnya dan mengecapnya dengan pikiran, realisasi dari setiap musik & aplikasi musik bagi manusia.
Tidak banyak memang versi cerita "La Cordo d'Oro" yang sesuai dengan penggambaran saya akan pemahaman musikalisasi klasik. Tapi... Edisi Canon in D dari Pachebel... yang konon lebih sering digunakan sebagai latar pernikahan... di seleksi kedua tokoh Hino dalam "La Cordo d'Oro Primo Paso" justru direfleksikan sebagai "apresiasi persahabatan & loyalitas"... and I don't know why... I totally agree with it!
Cara saya merefleksikan Canon in D pun demikian... bila hidup punya soundtrack... bila kita bisa memilih musik latar ketika kita mengenang kembali kehidupan kita... maka saya akan memasang komposisi Pachebel ini dalam setiap rentang ingatan dan memori saya tentang kehidupan persahabatan saya.
Saya bersyukur dikarunia sahabat-sahabat luar biasa yang berfungsi sesuai dengan alurnya... bila kata-kata motivasi berkisah sesuatu tentang persabahatan... bila ada banyak quotes tentang persahabatan yang berserakan dan rata dengan kebenaran... maka, kehidupan persahabatan saya demikianlah adanya dalam nyata.
Canon in D membuat saya mengenang setiap inchi persahabatan kami yang tak selalu indah... yang tak selalu bermakna mudah untuk mencari satu sama lain... yang selalu menyediakan bahu ketika butuh tempat bersandar! Tidak! Itu terlalu muluk bagi imajinasi saya.
Saya akan selalu mengenang masa ketika kami berkumpul di rumah salah satu sahabat, masak Indomie dan diserbu rame-rame. Main sepeda dan bulu tangkis di depan rumah salah satu dari kami. Membawakan tas yang tertingga karena yang 1 tunggang langgang menghindari timpukan telor dan tepung di hari uang tahunnya. Tergepoh-gepoh ke rumah salah satu dari kami yang tiba-tiba tidak masuk sekolah setelah meminta maaf pada seantero sekolah. Saling ledek di pinggir kolam renang, karena kesalahpahaman bodoh. Hari bertabur air mata ketika merasa terkhianati oleh loyalitas yang tak sesuai harapan. Bagaimana beratnya melepas mereka yang harus pergi. Mengarungi hari-hari tanpa satu sama lain, karena sibuk tenggelam dalam dunia yang berbeda. Lalu bertemu lagi sebagai manusia dan sahabat yang lebih baik. Haru, biru, bahagia ketika melepas trophi "lajang" dan mengenal pendamping mereka satu persatu. Ketika datang menjenguk sahabat yang sakit di rumah sakit... tertawa gemas melihat junior kami satu persatu lahir ke dunia. Ikut gemas, marah, dan kecewa, ketika mengetahui hidup begitu tak adil bagi sebagian di antara kami. Menangis ketika berbagi duka dan nestapa hidup. Tertawa di bioskop lalu menangis di mobil, roller-coster kehidupan. Doa-doa yang terpanjat agar sahabat yang sendiri segera dipertemukan dengan pasangan hatinya... agar yang kosong terisi... agar yang menderita diberi jawaban atas dukanya... agar yang menantikan buah hati diberikan kesabaran dan kekuatan untuk tak berhenti berharap.
Itulah... semua memori itu yang berlompatan dalam kepala saya ketika Canon in D mengalun, membahana di telinga saya.
Dipersembahkan dengan penuh cinta kepada sahabat-sahabat saya... dalam suka, duka... tawa, canda, air mata, dan nestapa... mereka yang sudah begitu loyal dan sabar untuk terus ada di sisi saya... mereka yang berhak mendapatkan piagam sebagai sahabat terbaik sepanjang masa... yang takkan pernah terganti dan diganti... yang takkan dilepas bahkan ketika minta dilepas. Semoga Allah SWT selalu bersama dan melindungi kalian... dan memberikan kebahagiaan terindah.
By Alphabet: Akhmad Nurkholis, Chandra Sally (Alm), Iyay Sriwiyanti, Olga Saputri, Rachmad Abdillah, Rian Haryanti... Ima Jati Skripina Widodo... last but not least... suamiku tercinta.
Kecintaan saya pada Canon in D, Ave Maria, dan semua musik klasik... semua bermula dari film animasi ini. Dalam banyak cara, film ini lah yang membuat saya belajar memaknai musik dengan non-indrawi, tapi dengan otak & hati... menikmati tiap dentingnya dan mengecapnya dengan pikiran, realisasi dari setiap musik & aplikasi musik bagi manusia.
Tidak banyak memang versi cerita "La Cordo d'Oro" yang sesuai dengan penggambaran saya akan pemahaman musikalisasi klasik. Tapi... Edisi Canon in D dari Pachebel... yang konon lebih sering digunakan sebagai latar pernikahan... di seleksi kedua tokoh Hino dalam "La Cordo d'Oro Primo Paso" justru direfleksikan sebagai "apresiasi persahabatan & loyalitas"... and I don't know why... I totally agree with it!
Cara saya merefleksikan Canon in D pun demikian... bila hidup punya soundtrack... bila kita bisa memilih musik latar ketika kita mengenang kembali kehidupan kita... maka saya akan memasang komposisi Pachebel ini dalam setiap rentang ingatan dan memori saya tentang kehidupan persahabatan saya.
Saya bersyukur dikarunia sahabat-sahabat luar biasa yang berfungsi sesuai dengan alurnya... bila kata-kata motivasi berkisah sesuatu tentang persabahatan... bila ada banyak quotes tentang persahabatan yang berserakan dan rata dengan kebenaran... maka, kehidupan persahabatan saya demikianlah adanya dalam nyata.
Canon in D membuat saya mengenang setiap inchi persahabatan kami yang tak selalu indah... yang tak selalu bermakna mudah untuk mencari satu sama lain... yang selalu menyediakan bahu ketika butuh tempat bersandar! Tidak! Itu terlalu muluk bagi imajinasi saya.
Saya akan selalu mengenang masa ketika kami berkumpul di rumah salah satu sahabat, masak Indomie dan diserbu rame-rame. Main sepeda dan bulu tangkis di depan rumah salah satu dari kami. Membawakan tas yang tertingga karena yang 1 tunggang langgang menghindari timpukan telor dan tepung di hari uang tahunnya. Tergepoh-gepoh ke rumah salah satu dari kami yang tiba-tiba tidak masuk sekolah setelah meminta maaf pada seantero sekolah. Saling ledek di pinggir kolam renang, karena kesalahpahaman bodoh. Hari bertabur air mata ketika merasa terkhianati oleh loyalitas yang tak sesuai harapan. Bagaimana beratnya melepas mereka yang harus pergi. Mengarungi hari-hari tanpa satu sama lain, karena sibuk tenggelam dalam dunia yang berbeda. Lalu bertemu lagi sebagai manusia dan sahabat yang lebih baik. Haru, biru, bahagia ketika melepas trophi "lajang" dan mengenal pendamping mereka satu persatu. Ketika datang menjenguk sahabat yang sakit di rumah sakit... tertawa gemas melihat junior kami satu persatu lahir ke dunia. Ikut gemas, marah, dan kecewa, ketika mengetahui hidup begitu tak adil bagi sebagian di antara kami. Menangis ketika berbagi duka dan nestapa hidup. Tertawa di bioskop lalu menangis di mobil, roller-coster kehidupan. Doa-doa yang terpanjat agar sahabat yang sendiri segera dipertemukan dengan pasangan hatinya... agar yang kosong terisi... agar yang menderita diberi jawaban atas dukanya... agar yang menantikan buah hati diberikan kesabaran dan kekuatan untuk tak berhenti berharap.
Itulah... semua memori itu yang berlompatan dalam kepala saya ketika Canon in D mengalun, membahana di telinga saya.
Dipersembahkan dengan penuh cinta kepada sahabat-sahabat saya... dalam suka, duka... tawa, canda, air mata, dan nestapa... mereka yang sudah begitu loyal dan sabar untuk terus ada di sisi saya... mereka yang berhak mendapatkan piagam sebagai sahabat terbaik sepanjang masa... yang takkan pernah terganti dan diganti... yang takkan dilepas bahkan ketika minta dilepas. Semoga Allah SWT selalu bersama dan melindungi kalian... dan memberikan kebahagiaan terindah.
By Alphabet: Akhmad Nurkholis, Chandra Sally (Alm), Iyay Sriwiyanti, Olga Saputri, Rachmad Abdillah, Rian Haryanti... Ima Jati Skripina Widodo... last but not least... suamiku tercinta.
Komentar
Posting Komentar